Minggu, 25 Maret 2012

KALA JALANAN BERBISIK

Dibawah guyuran angkara sang mentari
seok tak perlahan dieksekusi tanpa koma
demi sesuap bulir-bulir putih
penuh teliti menelusuri setiap jendela
menanti sekedar receh tak berharga
dari mereka yang lewat..
yang tak jarang memuntahkan aksara hitam
juga topeng berhias nanar disudut mata…

Sumbang suara yang terlontar disini
berkolaborasi tak utuh pada tiap melodi
resmi membuatnya tak mengenal rasa malu
terdidik untuk menelan detak-detik pilu
yang menjelma apik menjadi tak tabu
satu demi satu
waktu demi waktu…

Entah apa yang ingin dituju
bahkan mimpi adalah kenang yang tak perlu
hidup menjelma santapan kerikil sehari-hari
dikunyah tidak dengan rendah hati
dicerna paksa demi kelangsungan tak pasti…

Paham ini mengungkap keangkuhanku
tentang puji dan khidmat bersyukur
akan semua yang hadir ruah melimpah
karena setiap hal punya nilai berharga
di waktu dan kondisi berbeda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar